Langsung ke konten utama

Sejarah singkat ikan nila

2.1 Sejarah Singkat Ikan Nila Ikan nila sangat dikenal oleh masyarakat penggemar ikan air tawar, baik di Negara berkembang maupun di Negara maju.Menurut sejarahnya, ikan nila pertama kali di datangkan dari Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Bogor pada tahun 1969.Setahun kemudian, ikan nila mulai disebarkan ke beberapa daerah. Pemberian nama nila berdasarkan ketetapan Direktur Jendral Perikanan tahun 1972. Nama tersebut diambil dari nama spesies ikan ini, yakni nilotica yang kemudian diubah menjadi Nila. Adapun klasifikasiikan nila sebagai berikut : Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Klasifikasi Ilmiah ikan nila: Kingdom : Animalia Filum : Chortoda Subfilum : Vertebrata Class : Osteichtyes Subclass : Acanthontopterigy Ordo : Percomorphy Subordo : Percoidae Family : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) Ikan Nila merupakan salah satu komoditi penting perikanan budidaya air tawar di Indonesia. Ikan ini sebenarnya bukan asli perairan Indonesia, melainkan ikan yang berasal dari Afrika (Wikipedia, 2007)Ikan nila termasuk ikan pendatang yang diintroduksi ke Indonesia dalam beberapa tahap. Meskipun demikian, ikan nila ternyata dengan cepat berhasil menyebar ke seluruh pelosok Tanah Air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup populer.Penyebabnya antara lainimageikan nila sebagai ikan yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat, akhirnya tertanam cukup dalam di dunia perikanan(Khairuman,A.Md. 2003, Budidaya Ikan Nila Secara Intensif Tangerang.PT. AgroMedia Pustaka:Ir.Khairul Amri, M.Si.). Menurut teknik budidayanya, baik pembenihan maupun pembesaran, terlihat bahwa upaya pembudidayaan ikan nila tidak tertinggal terlalu jauh dibandingkan dengan teknik pembudidayaan ikan lainnya.Bahkan sebagian orang beranggapan bahwa teknologi pembudidayaan ikan nila sudah setara dengan ikan konsumsi yang sudah sangat populer sehingga pembudidayaan ikan nila dapat dilakukan secara intensif, semi intensif maupun ekstensif. 2.2 Morfologi dan Anatomi Morfologi Ikan Nila Ikan ini memiliki ciri fisik badan dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 banding satu.Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri lunak dan dubur dengan 3 duri dan 8-11 jari –jari.Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita hitam belang yang makin mengabur pada ikan dewasa.Ekor bergaris – garis tegak, 7-12 sirip punggung dengan warna merah kemerahan atau kekuningan saat musim berbiak. Ikan nila juga mempunyai nilai bentuk tubuh yang pipih kearah vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kea rah anteroposterior, posisi mulut terletak di ujung/termal.Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan pada sirip punggungnya garis terlihat condong lekuknya.Ciri lainikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip, ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor yang berbentuk membulat warna merah dan biasa digunakan  sebagai indikasi kematangan gonad. Pada rahang terdapat bercak kehitaman.Sisik ikan nila adalah tipe scenoid.Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari darsal yang keras, begitupun bagian awalnya.Dengan posisi siap awal dibagian belakang sirip dada (abdormal). Anatomi ikan nila Anatomi pada ikan yaitu tubuhnya berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pitagelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan nila dewasa.Ekornya bergaris-garis tegak, tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung.Sirip punggung (dorsal) memiliki duri yang tajam diikuti duri-duri lunak dan bersifat umumnya bercabang.Sirip dubur (anal) memiliki duri dengan jumlah tiga sirip dada dan sirip perut yang berpasangan. Ada 5 sistem anatomi pada tubuh ikan : Sistem penutup tubuh (kulit) System otot penggerak tubuh Sistem rangka (tulang) Sistem pernapasan (respirasi) Sistem peredaran darah (sirkulasi) 2.3 Sistem pencernaan Pencernaan adalah alat proses pencernaan makanan melalui cara fisika dan kimia, sehingga menjadi jari-jari makanan yang mudah di serap oleh usus, kemudian di eddarkan ke seluruh organ tubuh melalui system peredaran darah, saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilons, usus, rectum, dan anus, sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pancreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang hasilnya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Bila di tinjau dari secara umum, system pencernaan pada hewan-hewan vertebrata di bangun oleh pembuluh-pembuluh yang sifatnya sangat muskuler yang di mulai dari bagian mulut sampai anus. 2.4 Sistem Ekskresi dan Reproduksi 1. Sistem Ekskresi Mekanisme sistem Ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar adalah ikan tidak banyak minum, aktif menyerap ion organik, melalui insang dan mengeluarkan urin yang encer dalam jumlah yang besar. Sistem ekskresi melibatkan organ insang, kulit, ginjal berfungsi mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. 2. Sistem Reproduksi Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunanya sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu mampu menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan.Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap tahun (Yushinta Fujaya, 2004: 151). Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan.Ikan pada umumnya mempunyai sepasang gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah (Sukiya, 2005: 20). Ikan memiliki ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya.Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun berukuran kecil sebagai konsekuensi dari kelangsungan hidup yang rendah.Sebaliknya, ikan yang memiliki jumlah telur sedikit, ukuran butirnya besar, dan kadang-kadang memerlukan perawatan dari induknya, misal ikan Tilapia (Yushinta Fujaya, 2004: 151). Telur ikan Nila bulat dengan warna kekuningan.Sekali memijah dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir tergantung ukuran induk betina.Ikan Nila mulai berpijah pada bobot 100-150 gram, tetapi produksi telurnya masih sedikit. Induk yang paling produktif bobotnya antara 500-600 gram (Suyanto, 1993: 12). Sebelum memijah, ikan Nila jantan selalu membuat sarang berupa lekukan berbentuk bulat di dasar perairan.Diameter lekukan setara dengan ukuran ikan Nila jantan.Sarang itu merupakan daerah teritorial ikan Nila jantan.Ketika masa birahi, ikan Nila jantan kelihatan tegar dengan warna 20 cerah dan secara agresif mempertahankan daerah terotorialnya tersebut.Sarang tersebut berfungsi sebagai tempat pemijahan dan pembuahan telur. Proses pemijahan ikan Nila berlangsung sangat cepat. Telur ikan Nila berdiameter kurang lebih 2,8 mm, berwarna abu-abu, kadang-kadang berwarna kuning, tidak lengket, dan tenggelam di dasar perairan. Telur telur yang telah dibuahi dierami di dalam mulut induk betina kemudian menetas setelah 4-5 hari.Telur yang sudah menetas disebut larva. Panjang larva 4-5 mm. Larva yang sudah menetas diasuh oleh induk betina hingga mencapai umur 11 hari dan berukuran 8 mm. Larva yang sudah tidak diasuh oleh induknya akan berenang secara bergerombol di bagian perairan yang dangkal atau di pinggir kolam (Amri & Khairuman, 2002 : 20-21). Sistem reproduksi pada jantan mempunyai tistis.Pada ikan betina mempunyai indung telur, keduanya terletak pada rongga perut.Sebelah kandung kemih dan kanan cili mentari keadaan Gonad Ikan sangat menentukan kedewasaan ikan, meningkat dengan makin meningkatnya fungsi Gonad.Ikan nila umumnya memiliki gonad, terletak pada bagian posterior rongga perut disebelah bawah ginjal. Nila berasal dari sungai nil, secara ilmiah/alamiah dapat berkembang biak sepanjang tahun. Namun frekuensi pemijahan, banyak terjadi pada musim penghujan. Ikan ini mudah berkembang biak tanpa perlakuan khusus.Sebelum melangsungkan perkawinan, nila jantan biasanya membuat kubangan berbentuk bulat didasar perairan, kolam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Motivasi anak perikanan

EKOSISTEM DUNIA PERIKANAN Oleh: Toguan Sihombing, S.Pi Keseharianku beraktifitas tak jauh dengan urusan kolam, maka pada kesempatan kali ini aku mencoba membahas seputar ekosistem pada dunia perikanan itu. Ekosistem dimaksudkan erat kaitannya dengan suatu sistem kehidupan didalamnya yang saling ada kaitannya. Jika tidak ada kaitannya, maka ia harus dikeluarkan dari yang disebut sistem tersebut. Pada rangkaian sistem tersebut, ada yang namanya jenis-jenis ikan, diantara jenis ikan itu masing-masing ada posisinya, sebagai anak maupun sebagai ayah atau ibu. Anak-anak ikan dilingkungan itu bermacam pula banyaknya tergantung jenis apa ayah-ibunya. Misal jika ibunya ikan mas, anak-anaknya puluhan ribu, jika ibunya ikan gurami anaknya paling ribuan, rata-rata tiga ribuan. Kondisi anak-anaknya ini biasanya pertumbuhan relatif merata, jika ingin cepat besar dapat diberikan makanan yang bergizi dan jumlahnya banyak, namun kebiasaan "pembudidaya" yang mengurusnya cenderung ingin ikannya

Analisa usaha budidaya ikan nila

2.5 Analisa usaha budidaya ikan nila luas kolam 1000 m2 merupakan lahan sewa. Benih yang akan dibesarkan sebanyak 60.000 ekor . Jumlah tenaga kerja 3 orang Rp. 2.000.000 per bulan/orang Pembesaran ini selama 4 bulan berukuran 200-300 gram/ekor Total produksi nila komsumsi yang dipanen kurang lebih 10 ton. Biaya sarana pembesaran Kolam 1000m2 sewa selam 4 bulan = Rp. 4.000.000 Benih nila 6.000 ekor = Rp. 18.000.000 Alat perikanan = Rp. 2.000.000 Total = Rp.24.000.000 Biaya operasional Biaya pakan = Rp. 60.000.000 Tenaga kerja 3 orang = Rp. 6.000.000 Obat-obatan = Rp. 10.000.000 Total = Rp. 76.000.000 Biaya pengeluaran keseluruhan Biaya sarana = Rp. 24.000.000 Biaya operasional = Rp. 76.000.000 Total = Rp.100.000.000 Pendapatan Pendapatan = total produksi X harga jual = 10.000 Kg X Rp. 16.000 = Rp. 160.000.000 Keuntungan Keuntungan = pendapatan total pengeluaran = Rp. 160.000.000 Rp. 100.000.000 = Rp. 60.0000 BEP harga = total modal