SAJAK SEMANGKUK BAKSO
kukirimkan padamu duhai perawanku
biji-biji daging tanpa tulang dan bulu
rambutnya mie kuning bihun putih
touge bengkok melengkung lengking rahim
sebiji sendok mengeras ditindih garpu
mangkuk jadi ranjang untuk kita telanjang
tetesan sambal pedas peluh tiap tetes keringat
lelah pedas menerkam menikam punggung
elok tiap lekukmu adalah peta pengembaraan
kukirimkan sajak semangkuk bakso duhai perawanku
entah mantra apa yang dibiuskan biji-biji tanpa bulu ke dadaku
sekelebat kesadaran hilang ditipu kulit-kulit tanpa benang
dan pertemuan dua bibir terkutuk mengusir kantuk
habiskan dan teguk
janin-janin sebanyak mangkuk
isinya daging-daging remuk
formalin juga babi-babi gemuk
atau anjing-anjing guk... guk... gukkk...
aku lapar duhai perawanku
berminggu-minggu tak ada roda bakso lewat
yang kumakan hanya sabun cair juga batangan
bakso-bakso jendil tak mau mengecup kejantanan
dibalut kemelut yang semakin kalut aku takut
perawan! kemarilah! segera! sebentar! saja...
biar kusuapi kau dengan sendok tanpa karat
tukang cincang itu memang bejat, sayang...
mari, cumbu aku di atas panci didih air
biar keringat bercampur daki membumbui mangkuk kita
sayang, aku menyerah! jangan terlalu banyak cuka
cukup disausi darah dan dikecapi congek-congek kolong jembatan
cuka adalah duka dalam luka pada kuku-kuku kakiku
pada bulu-bulu sayap pancasila
pada pasal-pasal rantai aturan
pada ayat-ayat kalung omong kosong
pada telanjang tubuh orang-orang tak tahu malu
perawanku! aku malu
pilu
kelu
berbulu tanpa celana
berburu terus berkelana
mencari entah ke mana
mati entah di mana
sekerat daging masih tersisa
biar kugigit sedikit-sedikit
atau langsung kutelan saja, ya...
tak apa?
biar janin kita tak tahu apa-apa
bukan anak-anak dari hasil gigit-menggigit
capit-mencapit
cubit-mencubit
arit-mengarit
cerulit di kulit-kulit...
perawanku!
di mana kau?
belum kubayar baksoku
biji-biji sudah habis
mie kuning bihun putih air mendidih
tertanam bersama benih di janinmu
dengan apa kubayar baksoku?
dengan apa kunamai anakku?
dengan apa kunafkahimu... perawanku....
Bandung, 13 Desember 2012
2.1 Sejarah Singkat Ikan Nila Ikan nila sangat dikenal oleh masyarakat penggemar ikan air tawar, baik di Negara berkembang maupun di Negara maju.Menurut sejarahnya, ikan nila pertama kali di datangkan dari Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Bogor pada tahun 1969.Setahun kemudian, ikan nila mulai disebarkan ke beberapa daerah. Pemberian nama nila berdasarkan ketetapan Direktur Jendral Perikanan tahun 1972. Nama tersebut diambil dari nama spesies ikan ini, yakni nilotica yang kemudian diubah menjadi Nila. Adapun klasifikasiikan nila sebagai berikut : Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Klasifikasi Ilmiah ikan nila: Kingdom : Animalia Filum : Chortoda Subfilum : Vertebrata Class : Osteichtyes Subclass : Acanthontopterigy Ordo : Percomorphy Subordo : Percoidae Family : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) Ikan Nila merupakan salah satu komoditi penting perikanan budidaya air ta...
Komentar
Posting Komentar