Langsung ke konten utama

Persiapan lahan budidaya ikan nila

2.2 Persiapan lahan budidaya Mempersiapkan lahan budidaya adalah hal penting, sebelum benih ditebar pada wadah budidaya, akan sangat mempengaaruhi hasil panen. Pertumbuhan ikan nila dapat optimal dan target dapat dicapai. Berikut tahapan yang perlu dilakukan dalam budidaya ikan nila. Pengeringan lahan budidaya (Gambar . pengeringan tambak) Pengeringan bertujuan untuk membasmi penyakit dan hama yang tumbuh pada tambak budidaya sebelumnya.pengeringan tambak dapat dilakukan dengan cara menguras atau mengosongkan air hingga benar-benar habis. Kemudian tambak dijemur selama beberapa hari, tergantung dari jenis tanah dan cuaca pada saat penjemuran. Umumnya penjemuran dilakukan selamaa 3-7 hari. Tanah dikatakan cukup kering apabila anda mengijakan kaki pada dasar kolam jejek yang ditinggalkan hanya sedalam kurang lebih 1 cm namun, apabila jejak yang ditinggalkaan lebih dari itu, maka tambak belum cukup kering dang perlu dikeringkan lagi selama beberapa hari Pembalikan tanah dan pengapuran (Gambar . pembalikan dan pengapuran tambak) Setelah dasar kolam dikeringkan , langkah selannjutnya adalah membajak dasar tambak dengan alat bajak maupun dengan cangkul hal ini bertujuan untuk membolak-balikan tanah, suya tanah menjadi gembur dan zat beracun yang ada pada tanah dapaat menguaap. Tanah dibajak sedalam kurang lebih 10 cm saat pembajakan angkat lumpur hitam didasar tambak. Lumpur tersebut merupakan sisa pakan ikan dari budidaya sebelumnya yang kemudian mengendap pada dasar tambak harus mengangkat lumpur hitam karena lumpur ter sebut mengandung beberapa zat beracun yang dapat menimbulkan berbagai penyakit. Bersihkan juga dasar tambak dari kerikil-kerikil maupun batu besar yang menganggu. Selanjutnya, lakukan pengapuran bertujuan untuk memberantas hama seta memperbaiki pH tanah. Pada umumnya, tanah yang baik untuk tambak yaitu dengan pH sekitar 7-8 untuk melakukan pengapuran dapat menggunakan kapur pertanian ataupun dolomite. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan pH atau jenis tanah dari tambak tanah tersebut dosisnya sebagai berikut: pH kurang dari 4.0 jumlah yang diperlukan 4 ton/Ha pH 4.0 diperlukan 3 ton/Ha pH 4.5 diperlukan 2,5 ton/Ha pH 5.1-5.5 diperlukan 2 ton/Ha pH 5.6 diperlukan 1 ton/H untuk jenis tanah yang dominan lempung, dosisnya perlu ditambah dari dosis diatas. airSedangkan tanah yang dominan pasir dosisnya dikurangi dari dosis diatas. Setelah pengapuran, tanah diolah lagi dengan menggunakan cangkul hal ini dilakukan supaya kapur tercampur merata dengan tanah dasar tambak, kemudian tambak didiamkan 2-3 hari Pengisian air tambak dan pengendapan air (Gambar . pengisian air) (Gambar . pengendapan air tambak) Langkah berikutnya adalah pengisian air tambak harus dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut : isi tambak mencapai ketinggian 10-15 cm dari dasar tambak. Biarkan selama 2-3 hari. Hal ini berguna untuk membiakan organism didalam tanah dan membiarkan tumbuhan air tumbuh pada dasar kolam setelah air terlihat berwarna hal ini menandakan bahwa tumbuhan/ ganggang telah tumbuh pada dasar tambak,isi kembali tambaak dengan air, hinga mencapai ketingian 50-80 cm setelah itu tambak baru diebar benih ikan. Catatan : untuk memastikan agar lahan budidaya dapat digunakan untuk usaha sebelum peneebaran benih dilakukan, terdaapat salah satu cara untuk memastikannya yaitu dengaan cara penggunaan BIOSAY, ini adalah hal sederhana yang dapat dilakukan oleh petambak yaitu dengan cara membuat hapa kecil di dipinggir tambak yang akan digunakan untuk budidaya lalu masukan sample ikan yang akan di tebar sekitar 10-20 ikan bibit patokan jika lahan tersebut layak untuk budidaya adalah apabila sample ikan bibit hidup semua dengan jangka waktu paling sedikit 2X24 jam setelah ikan dimasukan kedalam hapa. (Gambar pembuatan hapa)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah singkat ikan nila

2.1 Sejarah Singkat Ikan Nila Ikan nila sangat dikenal oleh masyarakat penggemar ikan air tawar, baik di Negara berkembang maupun di Negara maju.Menurut sejarahnya, ikan nila pertama kali di datangkan dari Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Bogor pada tahun 1969.Setahun kemudian, ikan nila mulai disebarkan ke beberapa daerah. Pemberian nama nila berdasarkan ketetapan Direktur Jendral Perikanan tahun 1972. Nama tersebut diambil dari nama spesies ikan ini, yakni nilotica yang kemudian diubah menjadi Nila. Adapun klasifikasiikan nila sebagai berikut : Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Klasifikasi Ilmiah ikan nila: Kingdom : Animalia Filum : Chortoda Subfilum : Vertebrata Class : Osteichtyes Subclass : Acanthontopterigy Ordo : Percomorphy Subordo : Percoidae Family : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) Ikan Nila merupakan salah satu komoditi penting perikanan budidaya air ta...

Ayo makan ikan

Motivasi anak perikanan

EKOSISTEM DUNIA PERIKANAN Oleh: Toguan Sihombing, S.Pi Keseharianku beraktifitas tak jauh dengan urusan kolam, maka pada kesempatan kali ini aku mencoba membahas seputar ekosistem pada dunia perikanan itu. Ekosistem dimaksudkan erat kaitannya dengan suatu sistem kehidupan didalamnya yang saling ada kaitannya. Jika tidak ada kaitannya, maka ia harus dikeluarkan dari yang disebut sistem tersebut. Pada rangkaian sistem tersebut, ada yang namanya jenis-jenis ikan, diantara jenis ikan itu masing-masing ada posisinya, sebagai anak maupun sebagai ayah atau ibu. Anak-anak ikan dilingkungan itu bermacam pula banyaknya tergantung jenis apa ayah-ibunya. Misal jika ibunya ikan mas, anak-anaknya puluhan ribu, jika ibunya ikan gurami anaknya paling ribuan, rata-rata tiga ribuan. Kondisi anak-anaknya ini biasanya pertumbuhan relatif merata, jika ingin cepat besar dapat diberikan makanan yang bergizi dan jumlahnya banyak, namun kebiasaan "pembudidaya" yang mengurusnya cenderung ingin ikannya...